1. Memahami makna kebahagiaan Rumah Tangga yang Hakiki
Banyak orang yang mengukur kebahagiaan itu dengan nilai materi duniawi. Tapi setiap Keluarga muslim haruslah memiliki tujuan yang lebih agung, bukan dari sekedar duniawi saja, yakni menjadi keluarga yang bersatu kembali di Syurga-Nya. Kebahagiaan yang sebenarnya hanyalah disana sementara kebahagiaan di dunia ini semu dan berbatas waktu. Gak pernah kan kita melihat, orang yang dari lahir sampai meninggalnya bahagia terus gak pernah susah? Bayi aja baru lahir menangis kepayahan mencari-cari air susu ibunya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari, no. 6170; Muslim, no. 2640)
Maka, seorang istri hendaknya menjadikan patokan kebahagiaannya adalah apa-apa yang akan menghantarkannya menuju Syurga, apa-apa yang menjadi keridhoan bagi Penciptanya.
2. Mematuhi Suaminya, maka Baginya Syurga
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Mematuhi suami disini dalam perkara apa saja selain bermaksiat kepada Allaah dan Rasul-Nya.
3. Mendidik dan Membina Anak Menjadi Sholeh/Sholeha
Hendaknya seorang istri mendidik anak-anaknya menjadi sholeh/sholeha karena anak adalah investasi dunia-akhirat baginya. Tentunya dengan ketelatenan dan kesabaran yang tanpa batas.
Percayalah, tiada kebahagiaan yang hakiki daripada memiliki keturunan yang sholeh/sholeha. Terang saja, Rasulullaah sholallaahu'alaihi wasallam bersabda, "Apabila seorang anak adam mati, maka terputusnya seluruh amalnya kecuali dari tiga perkara : Sedekah jariyah, Ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakannya." (HR. Muslim No. 4310).
4. Paling baik Terhadap Keluarganya
Pernah dengar, kalau kebaikan/ keburukan itu menular? sedangkan ngantuk saja bisa menular. Seorang istri yang lebih dulu mencontohkan bagaimana berakhlak mulia kepada keluarganya, karena sejatinya yang paling lembut dan hangat hatinya adalah wanita.
Ketika kita ingin mendapatkan kebahagiaan dari luar, seperti sikap romantis suami terhadap istri, maka istri bisa mencontohkan sikap romantis apa yang ingin dia dapatkan dari suaminya, atau sikap anak-anak yang patuh pada orang tuanya, juga bermula dari orang tua yang mencontohkan didepan anak-anaknya. Istri yang memulai duluan, istri yang menjadi contohnya, ini bukan aib, lakukan saja dan rasakan balasannya.
Karena Allaah jawab pada Qur'an Surah Ar-Rahman ayat 60, " Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)"
Komentar
Posting Komentar